
Apa saja gejala dan efek samping setelah menggunakan pil aborsi?
Setelah mengonsumsi mifepriston
Mifepriston biasanya tidak memiliki efek samping yang parah. Anda tetap dapat beraktivitas seperti biasa. Beberapa orang mungkin merasa mual atau pusing, mengalami pendarahan ringan, namun itu semua reaksi yang masih wajar.
Setelah mengonsumsi misoprostol
Rasa kram dan pendarahan adalah efek samping utama. Gejala-gejala ini justru bermanfaat karena menunjukkan obat bekerja. Seberapa parah kram dan banyak pendarahan yang wajar?
Bagi sebagian orang, kramnya bisa sangat kuat – jauh lebih menyakitkan daripada kram menstruasi.
Terkadang, pendarahan lebih banyak daripada menstruasi normal. Gumpalan darah juga umum terjadi dalam beberapa jam pertama setelah mengonsumsi misoprostol. Ukuran gumpalan akan bervariasi tergantung pada seberapa jauh kehamilan berlangsung. Pada awal kehamilan, gumpalan darah kecil pun dapat menunjukkan bahwa aborsi berhasil. Setelah 10 minggu, Anda mungkin melihat atau merasakan embrio atau janin yang dapat dikenali saat keluar.
Dan bagi sebagian orang, kramnya ringan dan pendarahannya seperti menstruasi normal. Jangan khawatir jika Anda mengalami lebih banyak pendarahan dan kram daripada periode menstruasi biasa.
Jika Anda mengalami kram yang parah, minum tiga hingga empat pil ibuprofen (200 mg) setiap enam hingga delapan jam. Langkah ini akan membuat Anda merasa lebih baik. Anda juga dapat menggunakan bantalan panas, mandi air panas, atau minum teh hangat.
Anda juga boleh minum dan makan apa pun yang Anda mau.
Cobalah untuk tetap berada di tempat yang nyaman sampai Anda merasa lebih baik.
Anda akan merasa lebih baik dalam waktu kurang dari 24 jam.
Beberapa orang mungkin mengalami efek samping lain, seperti
- menggigil,
- pusing,
- demam,
- mual atau muntah,
- diare, dan
- sakit kepala.
Meskipun tidak nyaman, efek samping ini bukanlah sesuatu yang mengkhawatirkan. Cobalah minum banyak air dan buat diri Anda senyaman mungkin.
Kebanyakan orang akan berhenti merasakan gejala kehamilan, seperti mual, dalam beberapa hari. Payudara yang sakit biasanya merupakan gejala terakhir yang hilang dan gejala ini dapat bertahan hingga 10 hari setelah menggunakan misoprostol.
Catatan:
Sebaiknya lakukan tes kehamilan empat hingga lima minggu setelah aborsi untuk memastikan apakah sudah berhasil. Anda dapat melakukan tes urine atau darah. Jika Anda melakukan tes lebih awal, Anda mungkin mendapatkan hasil positif palsu. Apa pun itu, dengarkan tubuh Anda; jika Anda terus merasakan gejala kehamilan (nyeri payudara, mual, kelelahan, dll.) setelah menggunakan pil, lakukan USG untuk memeriksa apakah aborsi berhasil.
Apa tanda-tanda seseorang yang mengalami komplikasi setelah mengonsumsi pil aborsi?
Setelah proses aborsi selesai, gejala-gejala di atas normal dan komplikasi jarang terjadi. Berikut ini adalah beberapa tanda yang menunjukkan Anda berisiko mengalami komplikasi. Waspadalah.
Pendarahan hebat
Jika Anda harus memakai dua pembalut dan selalu penuh tiap satu jam, selama dua jam berturut-turut setelah Anda proses aborsi selesai, ini dianggap pendarahan yang sangat banyak. Anda harus mencari pertolongan medis jika mengalami pendarahan sebanyak ini. Pembalut yang penuh artinya benar-benar basah oleh darah, dari depan ke belakang, dari samping ke samping, dan seluruhnya.
Sakit yang luar biasa
Jika Anda merasakan nyeri hebat yang tidak kunjung membaik, bahkan setelah mengonsumsi ibuprofen, segera cari pertolongan medis. Nyeri hebat seperti ini dapat berarti Anda mengalami komplikasi kehamilan. Nyeri yang tidak kunjung hilang dan tidak kunjung membaik dengan ibuprofen dapat menjadi tanda bahaya. Dalam kasus seperti ini, kami sarankan Anda mencari pertolongan medis.
Merasa sangat sakit
Anda mungkin mengalami demam atau mual dan muntah pada hari Anda mengonsumsi misoprostol. Hal ini normal dan Anda akan merasa semakin baik setelahnya. Jika kondisi Anda memburuk, carilah pertolongan medis.
Keputihan berbau tidak sedap
Darah Anda mungkin berbau agak tidak sedap dan bisa berwarna merah tua atau terang, atau cokelat, tetapi jika cairan yang keluar berwarna lain dan berbau busuk, itu bisa menjadi tanda infeksi.
Demam terus-menerus
Jika Anda mengalami demam 38°C (100.4°F) yang dimulai setidaknya 24 jam setelah mengonsumsi misoprostol dan tidak turun setelah mengonsumsi ibuprofen, Anda harus segera mencari pertolongan medis.
Reaksi alergi
Jika Anda mengalami reaksi alergi (seperti tangan gatal, kemerahan, atau pembengkakan pada wajah atau leher), Anda dapat mengonsumsi obat anti alergi atau antihistamin. Namun, jika Anda mengalami kesulitan bernapas, itu menandakan reaksi alergi yang sangat serius dan Anda memerlukan pertolongan medis segera.
Apa yang akan saya rasakan setelah aborsi?
Hal terpenting adalah mendengarkan tubuh Anda. Anda mungkin merasa sedikit lelah. Beristirahatlah jika diperlukan.
Di awal Anda dapat menggunakan pembalut untuk memantau pendarahan Anda. Saat Anda merasa yakin semuanya berjalan lancar, Anda dapat beralih ke tampon atau cangkir.
Anda dapat melanjutkan aktivitas normal saat Anda merasa siap. Lakukan dengan kecepatan yang Anda rasa nyaman.
Anda diperbolehkan untuk berhubungan seks hanya saat Anda siap, tetapi perlu diingat bahwa Anda dapat hamil lagi dalam waktu dua minggu setelah aborsi, bahkan jika Anda masih mengalami pendarahan.
Merasakan berbagai macam emosi adalah hal yang wajar. Beberapa orang langsung merasa lebih baik, sementara yang lain mungkin butuh waktu lebih lama. Anda bisa mengajak seseorang yang Anda percaya untuk mengobrol. Anda juga dapat mengobrol dengan teman-teman kami di safe2choose.org.
Penulis:
Seluruh isi di laman situs ini ditulis oleh tim HowToUseAbortionPill.org berdasarkan standar dan protokol dari Federasi Aborsi Nasional, Ipas, Organisasi Kesehatan Dunia, dan DKT International and carafem.
Referensi:
- Ipas. (2023). Clinical updates in reproductive health. https://www.ipas.org/resource/clinical-updates-in-reproductive-health/
- National Abortion Federation. (2024). 2024 Clinical policy guidelines for abortion care. https://prochoice.org/providers/quality-standards/
- World Health Organization. (2022). World Health Organization’s 2022 Safe Abortion: Technical and Policy Guidance for Health Systems, Second edition. https://www.who.int/publications/i/item/9789240039483